Jumat, 15 Juni 2012

Generasi Awal

Pada awalnya tenaga dalam hanya dipelajari secara terbatas di berbagai perguruan silat. Para pendekar silat yang tercatat sebagai guru bagi para pendiri perguruan silat tenaga dalam generasi berikutnya antara lain: * Abah Khoir, yang mendirikan silat Cimande, Cianjur * Bang Madi, dari Batavia * Bang Kari, dari Batavia * Bang Ma'ruf, dari Batavia * Haji Qosim, dikenal juga dengan nama Syahbandar atau Subandari, dari kerajaan Pagar Ruyung * Haji Odo, seorang kiai dari pesantren di Cikampek Perlu menjadi catatan bahwa pada masa Bang Madi, Bang Kari ini belum dikenal teknik pukulan tenaga dalam atau pukulan jarak jauh. Silat yang diajarkan oleh Madi, Kari dan Syahbandar lebih bersifat fisik. Baik Madi, Kari dan Syahbandar dikenal sebagai pendekar silat (fisik) pada masanya. H. Qosim yang kemudian dikenal sebagai Syahbandar atau Mama’ Subadar karena tinggal dan disegani masyarakat desa Subadar di wilayah Cianjur. Sedangkan Madi dikenal sebagai penjual dan penjinak kuda binal yang diimpor asal Eropa. Dalam dunia persilatan Madi dikenal pakar dalam mematah siku lawan dengan jurus gilesnya, sedangkan Kari dikenal sebagai pendekar asli Benteng Tangerang yang juga menguasai jurus-jurus kung fu dan ahli dalam teknik jatuhan. Pada era Syahbandar, Kari dan Madi banyak pendekar dari berbagai aliran berkumpul di Batavia. Batavia seakan menjadi pusat barter ilmu bela diri dari berbagai aliran, mulai dari silat Padang, silat Betawi kombinasi kung fu ala Bang Kari, juga aliran Cimande yang dibawa oleh Khoir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar